- Sarah Nur Fatimah



PERAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK
Sarah Nur Fatimah
1102415042
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan

Abstrak
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik untuk pribadi, keluarga, maupun berbangsa dan bernegara. Karena dalam kehidupan manusia, pendidikan menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk menghadapi suatu kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat seperti sekarang ini. Dimana dengan adanya suatu pendidikan yang diperoleh setiap manusia, maka bisa dijadikan bekal kelak di masa depan. Oleh karena itu, setiap manusia seharusnya mendapatkan suatu pendidikan untuk membentuk suatu karakter yang baik pada diri manusia. Untuk itu, pendidikan alangkah baiknya ditanamkan pada diri anak sedini mungkin melalui pendidikan yang utama yaitu dari keluarga, kemudian setelah itu sebagai orang tua hendaknya mengenalkan suatu pendidikan formal (pendidikan di dalam sekolah) serta pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal). Agar kelak anak tumbuh menjadi manusia yang memiliki karakter maupun kepribadian baik yang tertanam dalam diri anak. Sehingga mereka akan menjadi bibit-bibit calon generasi muda yang unggul serta berkualitas tentunya. Dalam hal ini, orang tua untuk memberikan suatu perhatian yang lebih kepada anak dan mengerti terhadap lingkungan sepermainan anak, agar anak dapat berkembang dan mempunyai motivasi yang baik. Sedangkan bagi sekolah sendiri, hendaknya menjalin kerjasama yang baik bagi orang tua murid dalam menumbuhkan dan memberikan dorongan belajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: Orang tua, motivasi belajar, anak
PENDAHULUAN
Menurut UUSPN No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa, dan negara. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi untuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berbicara mengenai pendidikan sebenarnya bukan sekedar menyekolahkan anak, namun suatu pendidikan itu di mulai sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Munib dkk (2015:33) yang menyatakan bahwa, pendidikan lebih luas daripada sekedar kegiatan menyekolahkan anak, pendidikan dimulai setelah anak lahir bahkan sebelum anak lahir (pendidikan pre natal), dan akan berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan dapat berlangsung melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dimana suatu pendidikan memang bertujuan untuk mencerdaskan anak atau memberikan suatu pelajaran maupun didikan yang dilakukan oleh orang yang lebih dewasa agar anak mengerti mengenai apa yang belum diketahui menjadi tahu, yang pada akhirnya seorang anak akan memiliki pengetahuan yang mereka peroleh, baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitar. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan serta perkembangan anak yang baru akan mengenal pendidikan. salah satu faktor utama yang sangat penting bagi seorang anak adalah keluarga.
Orang tua merupakan orang pertama yang mengajarkan anaknya sebelum anak keluar dari lingkungan keluarga untuk mengenal dunia pendidikan luar. Tujuannya adalah agar anak tidak kaget dengan hal-hal yang akan dihadapi di luar sana. Dalam artian lain yaitu guna membentuk mental yang kuat pada anak sebelum anak dikenalkan pada dunia luar.
LANDASAN TEORI
Motivasi Belajar
            Motivasi merupakan suatu dorongan yang diberikan kepada seseorang agar orang tersebut melakukan suatu hal dengan sungguh-sungguh. Rifa’i dan Catharina T. Anni (2015:97-98) mengatakan bahwa kebanyakan pakar psikologis menggunakan kata motivasi dengan mengkaitkan belajar untuk menggambarkan proses yang dapat: (a) memunculkan dan mendorong perilaku, (b) memberikan arah atau tujuan perilaku, (c) memberikan peluang terhadap perilaku yang sama, dan (d) mengarahkan pada pilihan perilaku tertentu.
Adanya suatu motivasi yang tinggi, pasti ada keinginan yang tinggi pula untuk belajar.
Belajar merupakan proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berwujud perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak tampak. Perilaku yang tampak misalnya: menulis, memukul, menendang, sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya: berpikir, bernalar, dan berkhayal (Rifa’i dan Catharina T. Anni 2015:97-98).
Mengenai anak yang termotivasi dengan anak yang tidak termotivasi itu sebenarnya sudah bisa di lihat jelas dari hasil belajar anak itu sendiri, karena anak yang termotivasi tinggi pasti akan lebih bersemangat dalam belajar atau pun untuk meraih suatu prestasi. Sedangkan anak yang kurang adanya motivasi pasti hasil belajarnya hanya standar atau bahkan rendah. Mengenai hal tersebut bisa di lihat berdasarkan pengalaman sehari-hari, baik dari diri sendiri maupun pengalaman dari orang lain.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya. Melalui lingkungan inilah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Melalui lingkungan kelurga inilah anak mengalami proses sosialisasi awal (Marbun 2010).     Lingkungan keluarga sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. Sebagai orang tua hendaknya memberikan sebuah kasih sayang serta perhatian yang lebih kepada anaknya. Tujuannya agar membawa pengaruh positif dalam diri anak yaitu akan merasa termotivasi untuk melakukan hal-hal yang positif. Selain lingkungan keluarga juga masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan anak.
PEMBAHASAN
            Seperti yang sudah di singgung di atas bahwa peranan orang tua sangat penting bagi anak untuk mencapai sebuah prestasi. Berdasarkan pengalaman, dimana seorang anak perlu mendapatkan motivasi yang cukup guna mendorong anak untuk mencapai sesuatu yang akan membuat anak tersebut menjadi kebanggaan di keluarganya. Dengan motivasi yang cukup pula, seorang anak akan selalu terlihat ceria, senang, gembira, gesit, percaya diri dan tidak ada rasa minder saat dihadapkan dengan lingkungan sekitar atau seorang anak akan selalu mempunyai keberanian ketika kelak ia terjun dalam masyarakat. Sebagai orang tua harus bisa menjaga keharmonisan keluarganya. Dengan begitu perkembangan mental anak akan baik kedepannya dan tumbuh menjadi anak yang mempunyai kepribadian baik pula.
            Lain halnya dengan anak yang berada dalam posisi keluarga tidak harmonis atau yang sering disebut dengan broken home. Suatu kondisi dimana anak benar-benar tidak merasa kenyamanan di dalam keluarganya. Menurut Sukoco dkk (2016) mengatakan bahwa, Broken home merupakan kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur dan tidak mempunyai minat untuk berprestasi.

            Kecenderungan bagi anak yang keluarganya broken home ini pasti akan memiliki minat yang rendah dalam belajar. Anak yang tergolong dalam keluarga seperti itu akan sangat terganggu jiwanya, tidak disiplin, dan selalu melanggar peraturan yang ada di sekolah. Hal tersebut dilakukan semata-mata hanya untuk memperoleh perhatian dari lingkungan sekitar atau simpati dari orang-orang, untuk itu anak tersebut berbuat rusuh atau kegaduhan.
            Untuk menyikapi hal tersebut, sekolah perlu memberikan perhatian yang lebih agar peserta didik sadar dan mau berprestasi. Pada umumnya penyebab keluarga broken home adalah karena perceraian, kematian dan orang tua yang super sibuk karena bekerja di luar daerah maupun di luar negeri, sehingga tidak ada yang bisa di ajak berdiskusi di rumah. Dengan demikian, perlu adanya upaya dari pihak sekolah sendiri mengenai hal tersebut, yaitu bisa melalui sebuah bimbingan konseling atau yang biasa disebut dengan BK. Setidaknya dari pihak sekolah melalui BK bisa sedikit membantu atau memotivasi anak yang bermasalah tersebut. Selain itu juga harus ada teman yang senantiasa menghibur dan memberi pengaruh-pengaruh positif kepada anak tersebut agar perlahan kembali termotivasi serta mempunyai keinginan tinggi untuk belajar serta meraih prestasi yang tinggi.
            Intinya disini peran orang tua sangat penting bagi anak, apalagi dalam masa perkembangannya si anak. Jelas sekali sangat dibutuhkan mengenai pemberian perhatian, kasih sayang, motivasi, dan menunjukan keharmonisan dalam suatu keluarga. Adapun Bentuk peran serta orang tua terhadap perkembangan prestasi anak antara lain: (1) memberikan semangat kepada anaknya agar mau belajar, (2) memfasilitasi atau memenuhi kebutuhan anak, (3) sumber ilmu yang pertama, (4) memberi motivasi agar anak mau berprestasi di sekolah, (5) sebagai tempat keluh kesahnya anak (mengadu) setiap ada permasalahan yang dihadapi, (6) memberikan arahan yang jelas untuk masa depan anaknya. Dengan peran serta orang tua tersebut maka kemajuan dan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah dapat terus meningkat.
PENUTUP
Simpulan
            Peran orang tua sangat penting dalam kehidupan anak seperti memberikan motivasi, arahan, semangat,  dan sebagai fasilitator, sumber ilmu pertama, serta tempat mengadu anak. Kurangnya motivasi dari orang tua akan membuat anak tidak bersemangat untuk meraih suatu prestasi di sekolahnya. Apalagi anak yang posisinya berada dalam keluarga broken home, pasti sangat minim motivasi dari orang tuanya. Untuk itu kerharmonisan keluarga pun sangat dibutuhkan dalam sebuah keluarga agar tidak memberi dampak buruk terhadap perkembangan anak terutama dalam belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Marbun, P. Agriyani. 2010. “Pengaruh Lingkungan terhadap Pembentukan Kepribadian Anak” (Online). https://pitriagriyani.wordpress.com/2010/01/18/seberapa-besar-pengaruh-dan-peranan-keluarga-terhadap-kepribadian-anak/ (diakses 4 Desember 2016).
Munib, dkk. 2015. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Rifa’i dan Catharina Tri Anni. 2015. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Sukoco, dkk. 2016. “Pengaruh Broken Home terhadap Perilaku Agresif “. Jurnal Penelitian Tinadakan (Online). Vol. 2. No.1. Hal 38-42. http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:HNiGlzzErVMJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5 (diakses 3 Desember 2016).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Online). http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_20_03.htm (diakses 3 Desember 2016).
0 Komentar untuk "ARTIKEL ILMIAH"